Sikap dan perilaku akan menentukan kehidupan kita.

Aku Saat ini adalah seorang murid yang berada di jenjang SMK. Aku merupakan murid nakal yang selalu membuat banyak masalah di sekolah, bahkan Aku hampir dikeluarkan dari sekolah.
Namun, Ayahku dipanggil sama guru dan meminta maaf atas apa yang sudah aku perbuat di sekolah. Kepala sekolah pun memberikan satu kesempatan lagi bagiku untuk bersekolah di sini. Saat itu, Aku belum menyadari bahwa apa yang selama ini aku lakukan itu salah.
Keesokan harinya aku kembali bersekolah seperti biasa. Saat Aku memasuki kelas, Aku mendengar beberapa orang yang sedang membicarakan tentang diriku. Saat itu Aku merasa tidak nyaman, walupun Aku sudah sering dibicarakan sebelumnya. Namun saat ini berbeda, hatiku seperti tersayat ketika mendengar apa yang mereka ibicarakan.
Saat pelajaran sudah dimulai dan guru memasuki kelas, guru tersebut menatap tajam ke arahku seperti memiliki dendam terhadap diriku. Saat guru memberikan tugas kelompok, tidak seorang pun yang mau satu kelompok dengan diriku. Bahkan ketika ada satu atau dua Orang yang tidak mendapat kelompok, mereka seperti enggan untuk satu kelompok dengan diriku.
Ketika waktu istirahat, Aku yang biasanya membuat ulah hanya terdiam duduk di kursi, bahkan Aku tidak berbicara sepatah katapun. Aku hanya tertunduk dan melihat lantai sebari memikirkan sesuatu.
Ketika waktu pulang sekolah, aku merasa enggan untuk pulang dan hanya terdiam di kelas. ketika kelas menjadi sepi, aku seperti berhalusinasi dan melihat 2 warna melayang di hadapanku, satunya berwarna putih seperti malaikat dan satunya lagi hitam seperti iblis.
Kedua warna tersebut berbicara dan mengutamakan pendapat mereka. Si Hitam mengatakan "Jangan dipedulikan lagi, ayo kita mulai lagi buat ulah seperti sebelumnya."
Sementara si putih mengatakan "Kau harus merubah sikap dan perilaku mu itu. Orang tua mu bekerja sana-sini untuk bisa menyekolahkan mu,mereka berharap kamu bisa menjadi orang yang sukses dan memiliki masa depan yang cerah."
Aku bingung, siapa yang harus ku dengar. Awalnya Aku hendak memilih si Hitam, namun Aku sedikit tersadar dan memilih pendapat si Putih.
Ketika Aku memilih si putih, Beberapa kenangan mulai muncul dipikiranku. Kenangan itu membuat hatiku tersayat dan mulai meneteskan air mata.

Saat itu juga, si Hitam menghilang dari pandanganku. Si putih mengatakan "Pergilah, dia sedang menunggumu diluar." kemudian menghilangkan.
Mendengar itu, Aku dengan cepat pergi keluar gerbang sekolah. Ketika Aku keluar gerbang, Aku melihat Ayahku yang sedang menunggu diriku seorang diri untuk mengantarku pulang ke rumah.
Ayah menoleh ke arahku dan tersenyum. Senyum itu membuat hatiku seolah ditusuk oleh ribuan jarum. Aku berlari ke arahnya sembari menangis dan memeluknya erat-erat.
Ayahku hanya bisa terdiam terdiam dan membalas pelukanku, saat itu Aku bergumam dan berjanji "Maafkan Aku, Aku berjanji mulai sekarang dan kedepannya, Aku akan berubah dan akan membahagiakan kalian."
Saat Aku sudah berjanji, Aku mulai merubah sikapku, dari yang awalnya malas belajar mulai mempelajari buku-buku sekolah sekaligus membuat tugas sekolah yang dibuat. Aku mulai merubah penampilan dan cara bicara ku, bahkan orangtuaku seakan tidak percaya dengan perubahan yang aku itu.
Waktu pun berlalu, keesokan harinya aku bangun lebih awal dan mulai mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam belajar. Aku pun melambaikan tangan ke arah Ibu dan berangkat sekolah ditenami Ayahku
Ketika sampai di sekolah, Aku berpamitan kepada Ayah dan memeluknya erat-erat, bahkan Aku hampir meneteskan air mata dihadapannya. Aku pun melepas pelukanku dan berlari ke dalam sekolah sebari melambaikan tangan ke arah Ayahku.
Ketika Aku memasuki sekolah, sekolah masih sepi dan hanya terdapat beberapa murid saja. Aku pun memasuki kelas dan mulai membersihkan kelas.
Ketika matahari mulai terbit, murid-murid mulai berdatangan dan memasuki kelas mereka masing-masing. Ketika teman sekelas ku sampai, mereka terkejut melihat diriku yang membersihkan kelas.
Bahkan saat jam pelajaran, guru dan teman sekelas ku terheran heran melihat sikapku yang berubah 180 derajat dari sebelumnya. Saat itu semua hal mulai berubah dalam hidupku, dari yang awalnya tidak punya teman sekarang memiliki banyak teman.
Semua orang yang awalnya membenci diriku mulai menyukaiku. Kehidupan itu pun berjalan dengan baik sampai aku tamat sekolah. Aku pun mulai mencari pekerjaan untuk bisa menghasilkan uang dan bisa memberikan sebagian gaji tersebut kepada orangtuaku.
Makna dari cerpen ini adalah sikap dan perilaku yang kita lakukan di masa sekolah akan menentukan kehidupan kita saat dewasa nanti. Jika kita bercanda dan menyia-nyiakannya maka kita akan mengalami kesusahan dalam menjalani hidup. Namun, jika kita menjalaninya dengan baik, mungkin kehidupan kita akan menjanjikan dan bisa membahagiakan Orangtua kita.